themommymix.net – Banyak orang menganggap stroke hanya menyerang otak, padahal organ lain juga bisa mengalaminya — termasuk mata. Kondisi ini dikenal sebagai stroke mata atau dalam istilah medis disebut retinal artery occlusion (RAO).
Meski terdengar asing, penyakit ini dapat menyebabkan hilangnya penglihatan secara tiba-tiba dan bisa berujung pada kebutaan permanen bila tidak segera ditangani.
Apa Itu Stroke Mata?
Stroke mata terjadi ketika aliran darah ke retina — bagian mata yang berfungsi menangkap cahaya — terhambat atau tersumbat. Retina sangat bergantung pada pasokan oksigen dan nutrisi dari pembuluh darah kecil. Ketika aliran darah terhenti, sel-sel retina mulai rusak dalam hitungan menit.
Ada dua jenis utama:
-
Central Retinal Artery Occlusion (CRAO) – penyumbatan pada arteri utama retina.
-
Branch Retinal Artery Occlusion (BRAO) – penyumbatan pada cabang pembuluh darah kecil.
Keduanya sama-sama berbahaya karena dapat menyebabkan penurunan tajam pada kemampuan melihat, bahkan kehilangan penglihatan total pada satu mata.
Gejala Stroke Mata
Gejala stroke mata biasanya muncul secara tiba-tiba tanpa rasa sakit. Beberapa tanda yang patut diwaspadai antara lain:
-
Penglihatan tiba-tiba kabur pada satu mata.
-
Pandangan seperti tertutup bayangan gelap.
-
Sulit mengenali wajah atau membaca huruf.
-
Hilangnya penglihatan sebagian (seperti ada “area buta”).
Bila salah satu gejala tersebut muncul, penanganan medis harus dilakukan segera dalam waktu 4–6 jam. Semakin lama dibiarkan, semakin besar risiko kerusakan permanen pada retina.
Penyebab dan Faktor Risiko
Sama seperti stroke otak, penyakit ini disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah akibat kolesterol, tekanan darah tinggi, atau gumpalan darah. Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena stroke mata antara lain:
-
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
-
Diabetes melitus
-
Kolesterol tinggi
-
Merokok
-
Penyakit jantung atau aritmia
-
Usia di atas 50 tahun
Selain itu, gaya hidup tidak sehat seperti kurang tidur, stres, dan kurang olahraga juga dapat memperburuk kondisi pembuluh darah mata.
Diagnosis dan Pengobatan
Dokter mata dapat mendiagnosis stroke mata melalui pemeriksaan retina menggunakan funduskopi, OCT (Optical Coherence Tomography), dan angiografi fluoresens. Untuk penanganannya, dokter mungkin akan memberikan:
-
Obat pengencer darah untuk memperlancar sirkulasi.
-
Terapi oksigen hiperbarik guna membantu sel retina bertahan.
-
Pengobatan penyakit penyerta seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.
Penanganan yang cepat sangat menentukan hasil akhir. Pasien yang segera mendapat terapi memiliki peluang lebih besar untuk memulihkan sebagian penglihatan.
Pencegahan Stroke Mata
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
-
Menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol tetap normal.
-
Berhenti merokok.
-
Rutin berolahraga minimal 30 menit setiap hari.
-
Mengonsumsi makanan bergizi tinggi antioksidan.
-
Melakukan pemeriksaan mata setidaknya sekali dalam setahun, terutama bagi yang memiliki riwayat hipertensi atau diabetes.
Stroke mata mungkin terdengar langka, tapi dampaknya bisa sangat serius. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, terutama mereka dengan masalah tekanan darah atau kadar kolesterol tinggi.
Kenali gejalanya sedini mungkin dan jangan menunda pemeriksaan ke dokter bila penglihatan tiba-tiba kabur. Dengan gaya hidup sehat dan kontrol rutin, risiko kebutaan bisa diminimalkan.